Batu - Perhutani KPH Malang turut memeriahkan Batu Art Flower Carnival 2024 sebagai salah satu agenda kegiatan hari jadi Kota Batu ke 23 yang digelar pada Minggu, 27 Oktober 2024.
Dengan tema besar "Batu adalah Kota di Tengah Hutan, " Perhutani KPH Malang mengusung konsep “Alas Selaras” sebagai wujud komitmen dalam menjaga keharmonisan antara alam dan manusia.
Dalam rangkaian parade yang penuh dengan simbol dan pesan lingkungan, Perhutani membawa beberapa elemen sebagai gambaran filosofi pelestarian hutan, keharmonisan antara alam, manusia dan semua mahluk.
Tema "Alas Selaras" membawa pesan penting dalam lima simbol utama terdiri dari:
Baca juga:
Perhutani Ajak Kades Jambewangi Gali Potensi
|
Patung Harimau, menjadi simbol pengawas, pembaca, dan penjaga hutan, patung harimau mengingatkan pentingnya peran alam dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Pohon, sebagai simbol pelindung kehidupan, pohon mencerminkan peran alam sebagai sumber penghidupan bagi berbagai makhluk hidup.
Air Terjun, melambangkan tirta amerta atau ilmu pengetahuan dan sumber kehidupan, air terjun menjadi cerminan pentingnya kelestarian air dalam ekosistem hutan.
Tumpeng, berbentuk gunung, tumpeng menjadi simbol "Sembah Nuwun, " atau rasa syukur atas apa yang diberikan alam yang dipersembahkan kembali dalam karya untuk kemakmuran bersama.
Patung Wanara, sebagai tanda bahwa ketika kera mulai memasuki pemukiman, keseimbangan alam mulai terganggu. Hal ini menjadi pengingat untuk menjaga keharmonisan ekologi.
Administratur KPH Malang menyampaikan bahwa kegiatan ini mencerminkan keselarasan pengelolaan hutan secara ekologis, sosial dan ekonomi.
"Berharap semua bisa mengelola hutan dengan prinsip keselarasan yang didukung oleh Sumber Daya Manusia yang kapabel. Melalui pengelolaan yang bijak, hutan tidak hanya menjadi sumber kehidupan tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat, " ujarnya.
Dengan kontribusi tahunan yang rata-rata mencapai Rp. 4.551.841.000, - untuk pemerintah dan masyarakat Kota Batu, Perhutani KPH Malang akan terus mengoptimalkan dan mengeksplore potensi hutan melalui kegiatan wisata, agroforestry, dan pengolahan hasil hutan seperti sadapan getah pinus.
Hal ini sejalan dengan tema HUT Kota Batu yang ke-23, yaitu “KWB PASTI BISA, KWB MAJU MASYARAKAT SEJAHTERA.”
Selain parade, Perhutani juga menampilkan narasi pertunjukan “Anoman Obong.”
Dalam cerita ini, RAHWANA digambarkan sebagai sosok penuh pengetahuan, kekuasaan, dan kekuatan.
Sementara ANOMAN mewakili generasi muda yang penuh imajinasi dan semangat. Pesan dari kisah ini mengingatkan bahwa meskipun terdapat perbedaan antara generasi terdahulu dan generasi muda, yang dapat menyatukan keduanya hanyalah cinta (Shinta).
"Alas Selaras menjadi pesan kami kepada masyarakat, untuk terus mendukung keseimbangan ekosistem hutan dan kota. Melalui upaya kolaboratif, Perhutani KPH Malang siap mengembangkan kawasan hutan dengan sentuhan bijak yang berdampak positif bagi Kota Batu, " tutup Administratur KPH Malang.@Red.